Kebanyakan kita mampu berbicara tentang kebaikan dan menyeru orang untuk melakukan kebaikan, tetapi sedikit daripada kita mengatakan kebaikan-kebaikan benar-benar melakukan kebaikan yang diperkatakannya. Al-Quran mengungkap permasalahan ini dengan tepat dan memberi amaran kepada jiwa-jiwa mukmin agar sentiasa memperbuat apa yang ia perkatakan.
"Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang kamu tidak lakukan?Amat besar kebencian di sisi Allah SWT bahawa kamu mengatakan apa yang kamu tidak lakukan" - Surah al Saff : ayat 2-3
Sesetengah daripada kita mengatakan, “aku tak buat perkara ni, jadi aku tak seharusnya menyeru orang lain untuk melakukannya.” Pemikiran sebegini sedikit sebanyak menyekat perkembangan amal kita dan membuatkan kita sentiasa bertangguh dalam melakukan kebaikan. Sebetulnya, katakan juga kebaikan dan kebenaran serta pada masa yang sama kita sendiri berusaha melakukannya. Itu lebih tepat dalam memotivasikan diri untuk kita terus beramal. Jika tidak, kita tidak akan mengatakan kebenaran melainkan kita telah benar-benar melakukannya dan itu pasti akan mengambil masa yang panjang sementara perkara-perkara mungkar terus berleluasa. Kewajipan dakwah tidak terangkat dengan alasan tersebut.
Abu Hurairah r.a. berkata: "Nabi Muhammad s.a.w. bersabda (yang bermaksud): "Anjurkan lah kebaikan itu meskipun kamu belum dapat mengerjakannya dan cegahlah segala yang mungkar meskipun kamu belum menghentikannya."
Secara tidak langsung, kita tidak berdiam diri daripada mengatakan kebaikan dan kebenaran dan kita tidak terlalu melihat akan kurangnya pada orang lain sambil melupakan diri sendiri. Inilah suatu sistem hidup yang syumul yang dianjurkan oleh Islam. Apabila masing-masing menyibukkan diri menyeru orang lain ke arah kebaikan dan dalam masa yang sama memperbaiki dirinya, maka kita akan menjadi lebih produktif dan itu mempercepat pembentukan suasana yang baik dalam diri, keluarga dan masyarakat.
Ayuh! Amar ma'ruf dan nahi mungkar!